Thursday, July 15, 2010

Perit nya sarang itu.

Tidak di duga perasaan perit itu kembali
tidak mengira waktunya,mencari timbul tenggelam
tapi pasti timbul semula tiada had waktunya.
Perit bagaikan satu kota yang ranap diwarnai cokelat
kehitaman membuat rasa pelbagai tiada hentinya
kemana dan kemana dan dimana lagi
sudah sesaat tarian hilang dimata sesaat juga ia kembali
pantulan serakan tiada serapan juga darinya
menguatkan tingkat tingkat suara
dalam tangisan selubungan jiwa
perit,perit,dan perit
hilang sekelip mata
kembali tiada diduga
terus terus dan terus mata mata mencari cahaya yang tiada rongganya
agar perit itu bisa hilang lebih saat nya sebelum kembali
tiada yang tetap semuanya fana belaka
fana yang perlu dihargai hilangnya ketika satu hari tiba
sama perit itu juga masih tidak pasti .........
-kasih embun-